Bulan kita cantik, dengan sinar yang berpendar dari matahari pada malam hari, namun sayang bulan kita mati. Permukaannya seluruhnya batu dan tidak memiliki atmosfir. Tapi, ada beberapa satelit satelit lain yang hidup. Titan misalnya, satelit jumbo yang mengorbit Saturnus. Titan berukuran besar, hampir sebesar planet mars. Titan dibungkus selimut tebal gas atau atmosfir. Hampir 90 persen dari atmosfir ini adalah gas nitrogen (atmosfir Bumi 77 persen nitrogen)
Tidak seperti bumi, atmosfir titan tidak memiliki oksigen. Bukan oksigen yang dimiliki Titan, namun metan. Titan sangat dingin, suhu atmosfirnya mungkin 185oC dibawah nol atau sekitar -185oC. Para ilmuwan berpendapat mungkin ada sungai sungai atau samudra metan cair di Titan dan keping keping salju metan berjatuhan dari langit biru Titan. Karena reaksi kimia dengan sinar matahari mengalir ke atmosfir, para ilmuwan bahkan bisa membayangkan hujan bensin beku diatas Titan.
Juni tahun 2012, terdengar berita bahwa para ilmuwan menemukan bukti adanya air laut di Titan. Pesawat ruang angkasa NASA, Cassini, telah menemukan bukti kuat adanya air laut di kerak beku satelit Saturnus terbesar, Titan. Temuan ini pun membuat Titan masuk ke dalam daerah 'basah', termasuk Europa (satelit Jupiter) dan Enceladus (satelit terkecil Saturnus) yang diduga juga menyembunyikan lautan di bawah tanah. Tapi sayang, para ilmuwan belum tahu apakah laut tersebut berada di sekitar bebatuan, yang merupakan sumber mineral dan komponen lain yang memungkinkan pendukung kehidupan. Namun menurut penemuan Cassini, laut di Titan setidaknya terbenam sedalam 100 km di bawah permukaannya.
No comments:
Post a Comment